PKS Lampung Selatan
Veridial – Lounching Hari Aspirasi, DPD PKS menggelar diskusi dengan insan pers di Negeri Baru Resort Kalianda (3/2).
KALIANDA – Sebagai partai politik yang terafiliasi dengan massa islam, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lampung Selatan masih terus menjaga kebugarannya dalam mengkawal isu-isu pembangunan daerah.
Gong PKS terhadap perkembangan daerah masih on the track. Kader-kadernya acap terdengar mengkritik bilamana ada kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat, spirit ini yang masih terus dijaga oleh punggawa-punggawa PKS Lamsel sejauh ini.
“Kami akan menggandeng media juga lembaga lainnya di hari aspirasi. Tujuannya tentu untuk Lamsel yang lebih baik lagi. Terlebih saat ini banyak persoalan-persoalan yang masih belum tercover baik itu oleh eksekutif maupun legislatif,” ujar Ketua DPD PKS Lamsel Bowo Edi Anggoro, di NBR, Senin (3/2).Itu terungkap saat lounching Hari Aspirasi dengan sejumlah awak media di Negeri Baru Resort (NBR) Kalianda. Sejak hari itu maka PKS secara resmi siap menampung aspirasi dan kritikan dari masyarakat maupun media sebagai pilar keempat.
Sejumlah isu seksi dikupas. Saling bertukar pikiran dan saran antara enam legislator PKS dan wartawan menghidupkan diskusi siang kemarin. Isu seksi seputar kesejahteraan guru honorer agar bisa setara UMK, Silpa, Infrastruktur, hingga seputar THLS dibahas dan segera didorong sedemikian rupa agar dapat diperjuangkan oleh para wakil rakyat Lamsel ini.
Menjawab tantangan mensejahterakan guru honorer di Bumi Khagom Mufakat? PKS punya keyakinan tersendiri hal itu dapat diwujudkan. Sebab PKS melihat pendapatan aparatur desa saja bisa dinaikkan, maka tentulah guru honorer juga bisa setara UMK pendapatannya.
“ Dengan merealistis anggaran belanja atau memangkas hal-hal yang tidak lebih urgen dari mensejahterakan guru honorer. Bicara menaikkan kesejahteraan guru honorer otomatis bicara Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka saling berkaitan antara satu OPD dengan OPD lainnya, tetapi kalau ditanya apakah bisa setara UMK? Jawabannya bisa, tentu saja bisa, bila perlu pangkas Tukin OPD yang tinggi itu” ujar Sekretaris DPD PKS Lamsel Andi Apriyanto.
Pisau iris PKS memang tampak komplit. Masing-masing punggawanya yang duduk di legislator punya karakter yang khas sekaligus berpengalaman dibidang masing-masing.
Ihwal infrastruktur misalnya, PKS punya Mohammad Akyas di Komisi III, politikus asal Jatiagung itu acap memberi pernyataan pedas dari hasil tinjauan yang komisi III lakukan dilapangan. Bahkan dirinya tak sungkan mengatakan hasil pekerjaan buruk lebih banyak dari hasil pekerjaan yang memuaskan.
“ Dari sejumlah titik di bidang infrastruktur semua tahu bahwa memang masyarakat kecewa begitu juga dengan Komisi III, maka kedepan setelah hari aspirasi ini bergulir konsisten maka kerja-kerja dewan sebagai wakil rakyat mesti mengedepankan outputnya. Jangan lagi kerjaan lebih banyak dari pekerjaan,” sebut Akyas.
Berpindah di komisi I ada sosok Dede Suhendar, kendati baru duduk, Dede tak minder. Dewan asal Way Sulan ini berani mengatakan tidak untuk tidak dan iya untuk iya. Bahkan ia tak sungkan mengkritik rekrutmen PPK yang belakangan diributkan karena keteledoran penyelenggara pemilu itu sendiri.
Dua lainnya yakni Imam dan Lukman tak kalah peran. Keduanya memiliki karakter masing-masing dalam bertugas berkhidmat untuk rakyat.
Menarik menyimak kiprah mereka dalam pembangunan Lampung Selatan kedepan. Doakan saja PKS tetaplah PKS, yang lantang menyuarakan apa yang mesti disuarakan dan meluruskan apa yang mesti diluruskan, karena begitulah khittah sebagai wakil dari rakyat bukan malah sebaliknya.
“ Sejauh ini PKS masih konsisten dengan brand yang diusungnya. Ini menjadi positif sebab yang demikian ini masih dibutuhkan sebagai penyeimbang,” ujar Wartawan rilis.id Agus Pamintaher menanggapi. (ver)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama