PKS Lampung Selatan


Natar (02/07/17) - Berhasil dan gagalnya seseorang dalam ujian dan perhitungan kelak di akhirat bukan hanya tergantung pada ibadahnya. Tapi hal itu tergantung juga pada akhlaqnya dalam bermuamalah.

Bisa jadi shalat, puasa dan zakatnya bagus,  tapi karena akhlaqnya dalam bermuamalah buruk ia tetap masuk neraka.
 
Atau sebaliknya,  ibadahnya tidak terlihat banyak,  tapi karena akhlaqnya baik maka ia selamat dari neraka.

Agar lebih jelas mari kita perhatikan hadits di bawah ini. Rasulullah saw bersabda :

أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim no. 6522)

Rasulullah saw menjelaskan bahwa orang yang bangkrut adalah mereka yang datang dengan membawa pahala shalat,  puasa dan zakat. Tiga amalan ini adalah dari jenis "ibadah".

Lalu dia juga mengerjakan keburukan berupa mencercah,  menuduh,  memakan Harta orang lain,  menumpahkan darah dan memukul orang lain. Semua amal buruknya ini adalah dari bab muamalah.

Hasilnya,  Perhatikan ujung hadits " Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.”

Disini kita melihat terperosoknya seseorang kedalam neraka dapat disebabkan muamalah yang buruk,  walau dari sisi ibadah ia telah berhasil. Amalan ibadahnya akan habis oleh buruknya muamalah dengan orang lain.

Sementara dengan akhlaq yang baik seseorang dapat sampai ke derajat mereka yang puasa dan melakukan qiyamullail.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ.

“Sesungguhnya seorang Mukmin dengan akhlaknya yang baik, akan mencapai derajat orang yang shaum (puasa) di siang hari dan shalat di tengah malam.” [HR. Abu Dawud (no. 4798), Ibnu Hibban (no. 1927) dan al-Hakim (I/60) dari Aisyah. Dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi.]

Jadi,  ibadah yang kita lakukan jangan sampai tergilas oleh buruknya akhlaq kita terhadap sesama, seperti memakan hak saudaranya,  mencaci dan memaki atau menzalimi saudaranya.

Sumber: Komiruddin Imron

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama