Penengahan (29/05) Tahsudah 2 hijriah
menjadi momentum penting bagi Rosul dan sahabat. Episode dakwah memasuki era
baru yang ditunggu-tunggu. "Langit" telah merestui Sahabat Muhajirin
dan Anshor untuk angkat senjata, setelah lebih dari 13 tahun "dipecundangi"
kafir Quraisy. Selama itu mereka menahan diri dari segala tekanan lahir dan
batin. berbagai macam Penyiksaan, caci maki, pengasingan, diludahi, dilempari
kotoran unta, disebor pasir, dilempari batu, ditodong senjata, hingga pembunuhan,
semuanya sudah dialami.
Bukan karena tidak
berani jika selama ini mereka tidak memberikan perlawanan, tapi lebih karena
ketatanya pada Alloh dan rosulNya.
" Bersabarlah, sesungguhnya aku belum diijinkan untuk
berperang" demikianlah jawaban rosul setiap kali Hamzah dan sahabat lainya
minta ijin untuk melawan.
Oleh karenanya, begitu
turun QS Al Haj; 39, " Telah
diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka telah dianiaya, dan sesungguhnya Alloh benar-benar maha kuasa menolong
mereka". Kesempatan ini langsung disambut dg kesiagaan. Lembah Badar
menjadi saksi, perjalanan 130 km ditempuh dari adinah menuju janji Alloh SWT, 17
Romadhan 2 H (17 maret 624 M) menjadi hari bersejarah, atas ijin Alloh 1000
kafir Quraisy tunggang langgang dihadapan 313 tentaraNya (ditambah 5000 tentara
langit).
Kemenangan monumental
ini adalah awal episode dakwah di Era Madaniah, Maka Alloh tidak membiarkan
eforia ini berlarut-larut. Bersamaan dengan itu Alloh SWT menurunkan Kewajiban
berpuasa sebulan penuh (romadhan). Tarbiah dengan tema pengendalian diri ini
menjadi urgen bagi komunitas muslim, untuk menjaga kesetabilan emosi, kepekaan
sosial dan kedekatan pada Robbul Jalal. Kemenangan yang diraih tidak boleh
melenakan apalagi membutakan, amanah dan perjuangan panjang masih menanti.
dibutuhkan jiwa-jiwa yang kuat dan istiqomah untuk mengemban amanah agung
"Rahmatan lil ’alamin". Oleh karenanya semua harus tetap dalalam
koridor yang terkendali. Hati, pikiran, perasaan, kesenangan, kesedihan, semua
harus tetap dalam bingkai Aqidah Salimah. Untuk itulah Alloh SWT menurunkan manhaj Tarbiah ruhiah
kamilah (kurikulum pendidikan jiwa yang komprehensip) dg QS Albaqoroh : 183-187
yang diturunkan pada tahun itu juga. Puasa di siapkan Alloh sebagai salah satu
kawah candradimuka, diantara tuntunan
syariat lainnya, yang akan membentuk dan menjaga manusia ditengah amanah dan
tantangan hidupnya.
Sebagaimana ibadah
sholat dan qurban, puasa adalah syariat yg sudah lama, " Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu bepuasa, sebagai mana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa" (QS 2: 183). Sejak 4000 th
SM, nabi Nuh AS sdh menghidupkan ibadah puasa, hingga 1000 SM pun Nabi Daud AS
juga, sangat akrab dengan ibadah pengendalian nafsu ini.
Syekh Yusuf Qordhowy
dalm Fiqh Siyamnya, menjelaskan, bahwa pada mulanya Rosul dan para sahabat
biasa melakukan puasa yaumul bith ( 3 hari per bulan). kemudian turun perintah
shoum romadhan dan tidak diwajibkan " ... dan atas orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa membayar fidyah..." (QS 2:
184), namun setelah diturunkanya QS Albaqoroh ayat 185, anjuran puasa sudah
"dimansukh" (di refisi) menjadi wajib. " ... Karena itu, barang
siapa diantara kamu ada dibulan itu, maka berpuasalah ....".
Pada tahap ini puasa
menjadi wajib kecuali bagi yang uzur syar’i (seperti sakit dan musafir yang
tidak memungkinkan puasa). ini semua menjadi gambaran kasih sayang Alloh kepada
habanya. agar tidak mudah larut dalam turbulansi dunia, meskipun dibingkai
dalam lingkaran jihad dan dakwah. Cita-cita " la’allakum tataquun",
menjadi titik akhir sekaligus tolak ukur bagaimana romadhan harus dimaknai,
diisi, diwarnai, bahkan dipersiapkan dengan optimal.
Tawaran pahala yang
berlipat ganda, lailatul Qodar yang lebih baik dari 1000 bulan, limpahan kasih
sayang Alloh, ampunan dari dosa, pembebasan dari api neraka, turunya para
malaikat, pintu syurga di buka, pintu neraka ditutup, syaitan dibelenggu,
siksakubur di tangguhkan, mendapat syafaat siyam, masuk surga dari Baburroyyan,
dan banyak keutamaan lainnya (Al Hadits). Semua itu menjadi stimulan, agar
jagan sampai melewatkannya. Nani SAW bersabda, " .... jibril datang
kepadaku dan berkata, celaka hamba yang mendapati bulan Ramadhan, namun setelah
lepas darinya ternyata ia tidak diampuni dosanya, akupun mengucapkan Amiin
..." (HR Bukhari).
Sedangkan dalam
perspektip tarbiyah yang perlu mendapat perhatian adalah aspek permbersihan
jiwa dan pengendalian hawa nafsu. Beberapa penyakit dalam jiwa akan efektip
jika dikendalikan dengan shoum. Beberapa amalan romadhan yang disunahkan akan
merefresh fisik, mengokohkan mental, membersihkan hati, menguatkan pikiran, dan
memperkuat motifasi. Beberapa hadits membimbing kita dengan amal-amal yang
komprehensip untuk kita persiapkan dan kita optimalkan. Mulai dari
persiapannya, seperti: Memperbanyak zikir rajab dan syakban " Allohuma
bariklana fi rojaba wa syakbana wa baligjna romadhona", Mengisi shoum
sunnah dan ibadah sunnah Syakban.
Mengisi Romadhan dengan
adab dan amal sholeh: Mengakhirkan sahur
(lebih utama dg kurma), Mengawalkan buka (lebih utama dengan kurma atau air),
Memperbanyak Tilawah Qur’an, zikir, do’a, Shodaqoh, Memberi makanan berbuka,
Sholat tarawih berjamaah dan menghidupkan malam dg ibadah, Menuntut Ilmu dan
berdakwah, Umroh, I’tikaf 10 hari terakhir romadhan bersama keluarga. Hingga menyempurnakannya
dengan Membayar zakat fitrah dan Puasa 6 hari syawal.
Adapun amalan hati yang
perlu di hidupkan seperti: Membersihkan niat karena Alloh, Muhasabah, Menjaga
diri dari ghibah, mencela, berkata keji, dusta, dan Menahan diri dari Marah,
berkelahi dan berbuat jahat (Al Hadits)
Semoga Alloh Swt
mempertemukan kita dengan Romadhan
Mubarok, serta melimpahkan hidayah dan taufiqNya untuk menghidupkanya, wallohu
’alam.
Sumber : Mas TOP ( Muhammad Taufiq / Wakil Ketua DPD PKS Lampung Selatan
Sumber : Mas TOP ( Muhammad Taufiq / Wakil Ketua DPD PKS Lampung Selatan
Posting Komentar