Penengahan (07/05) Suatu kesepatan
Rosululloh berdiri diatas bukit, ia berseru memanggil warga Qiraisy, dalam
hitungan detik segera mereka berkumpul, lalu beliau berkata, " jika aku
katakan, bahwa dibalik bukit ini ada pasukan yg akan menyerbu mekah, apakah
kalian percaya ?" mereka menyambutnya dengan penuh kepercayaan " kami
tidak pernah menemukan engkau berusta" seru Abu Jahal. Begitulah
ketsiqohan masyarakat mekah padanya. Tidak ada seruan dari lisannya kecuali
masyarakat pasti menyambut dan meyakininya, BahkanTidak ada sikap dan tundakan
yang dilahirkan kecuali mereka menerima dan membenarkannya.
Oleh karenanya, Bagi
bani Bani Hasyim dan Bani Mutholib, Sosok Muhammad adalah simbul/Icon. Top
figur, idola, kebanggaan,
identitas, bahkan izzah (harga diri)
bagi klannya. Karena Ketampanan dan kelembutannya, kekayaan dan
kedermawanannya, keberanian dan keadilannya,
kebijakan dan kecerdasannya, kesabaran dan keteguhannya, semua berkumpul
dan melekat pada dirinya. Bahkan tidak ada urusan yang di serahkan padanya,
kecuali mereka merasa puas lagi ridho terhadap putusannya. Kebanggaan ini
sampai pada puncaknya, hingga gelar " Ashshodiqul Amiin " (yang benar
dan terpercaya) di sematkan padanya ( sebuah gelar yang belum pernah diberikan
kepada siapapun sepanjang masa).
Karena itulah dua kabilah ini (hasyimi dan bani
mutholib)memberikan perlindungan penuh atas diri beliau. Dibawah komando Abu
Tholib (paman) seluruh keluarga besarnya menjadi benteng pelindung dakwahnya (
dengan mempertaruhkan harta dan jiwa mereka) Meskipun sebagian mereka tetap
dengan kekafirannya.
Sifat ashobiyah ini
yang pada perjalanannya dimanfaatkan Nabi Saw untuk sebesar besarnya bagi
kepentingan dakwah. Ust Hilmi Aminuddin menyebutnya sebagai " minzolah"
( payung/pengayom) dakwah. Berbagai upaya persuasif kaum kafir untuk
menghentikan dakwah tidak membuahkan hasil. Bahkan beberapa kali upaya
pembunuhan dapat digagalkan karena perlindungan yang diberika Abu Tholib.
Akhirnya dilancarkan Pemboikotan, di kediaman Bani Kinanah, Mereka bersepakat
tidak akan membela, tidak berhubungan dan tidak berjual beli, dg kabilah yg
melindungi rosul. Kelaparan dan penderitaan ini mereka tanggung selama 3 tahun.
Para sahabar menuturkan mereka hanya makan dedaunan. Hingga Alloh mengirim
tentaraNya (rayap) yang memakan lembar perjanjian yang disimpan di dlm ka’bah.
Demikian juga halnya
Khadijah binti Khuailid (ummul mukminin) selain sebagai istri pertama baginda
nabi, bersama keluargan besarnya juga membela nabi, beliaulah orang pertama yg
menerima Islam, wanita pertama yang masuk islam, mengorbankan hartanya untuk
islam.
Bahkan bersama
keluarganya memberikan pembelaan pada islam. Adalah Hakim bin Hizam (keponakan
Khadijah) yang sentiasa mengirim bahan makanan selama pemboikotan (meskipun
terbatas). Hingga akhirnya masuk tahun ke 10 kenabian, kedua manusia perkasa
itu ( Abu Tholib bin Abdul Mutholib & Khodijatul Kubro) di panggil Alloh
SWT dalam waktu yang hampir besamaan (berselang 3 hari). Kepergiannya bukan
hanya mengguncang jiwa Rosululloh, tapi juga merubah peta politik Mekah. Abu
Lahab (paman nabi) yang sejak awal membelot ke fihak kafirin, melakukan
"munaslub partai Mutholib" dan berhasil Mengambil alih kursi pimpinan
kabilahnya. Hal ini mengakibatkan pecahnya dukungan Bani Hasyim pada
rosululloh. Ini juga menjadi beban baru bagi rosul dan dakwah.
Melemahnya payung
dakwah ini, juga meningkatkan eskalasi penyiksaan kepada kaum muslimin bahkan
kepada diri Rosululloh. sampai-sampai orang awam pun berani meludahi nabi,
melempar kotoran unta dan meyiram pasir ke kepala nabi bersujud di depan
ka’bah. Fatimah Azzahta tak dapat menahan air matanya menangis sambil
mebersihkan kepala ayahandanya (HR Buhori).
Upaya efakuasi dan
ekspansi dilakukan untuk menghinfari tekanan dan menyelamatkan agama ini dg
hijrah ke habasyah. Gelombang pertama dipimpin Utsman bin Affan dan Ruqayyah
binti Rosululloh bersama 16 muslimin, dan gelombang ke dua diikuti 68 orang.
Sedangkan Rosululloh sendiri mencoba mencari dukungan bersama Zaid bin
Haritsah, menempuh perjalanan 60 km menuju Thoif. Karena di sana beliau
memiliki kerabat, namun sayang tidak membuahkan hasil, bahkan mendapat
intimidasi (siksaan dan tekanan).
Pernikahan Rosul dg
Saudah Binti Zam’a (janda sahabat Sakran yang wafat saat hijrah ke habasyah)
memberi kekuatan tersendiri. Selain mengokohkan rumah tangga nabi, dg mengasuh
Fatimah dan Ummu Kulsum. Juga mencari dukungan dari keluarga besar bunda Saudah
(bani Najjar dan Bani Amir). Demikian juga kehadiran Aisyah dalam rumah tangga
rosul (tiga tahun kemudian). Atas saran Khaulah binti Hakim. Hingga menguatkan
dukunga dari kabilahnya Abu Bakar (Bani Taim). Namun kekuatan sekutu kafir
Quraisy lebih besar, sehingga tekanan pada rosul dan kaum muslimin tak kunjung
surut bahkan semakin masif.
Pada puncak tekanan dan
kelemahan dukungan inilah, Jibril menjemput rosul untuk misi spiritual.
Perjalanan Isro’ Mi’roj. Rosul Saw dibawa keluar dari daratan yang menyesakkan
dada. Menuju jagad raya yang tak terbatas. ( astronom Edwin Hubble menyebutkan
temuannya, bumi ini berada di galaksi Bmasakti bersama dg 30 milyar benda
angkasa lainya, Bima sakti sendiri memiliki diameter 100 juta tahun cahaya. Dan
di jagad raya ini terdapat lebih dari 100 milyar galaksi). Sebuah petualangan
luar angkasa yang luar biasa, hingga bertemu dengan singgasana agung, dan
beraudiensi langsung dengan pencipta dan pemilik jagad ini, dari balik hijab.
Hikmah yang luar biasa,
rosululloh melihat dan merasakan langsung keagungan Alloh Azza wa Jalla. Hingga
bumi dan isinya ini jadi sangatlah kecil, bahkan penderitaan yang dialaminya
ini tidak berarti apa-apa dihadapan Robbul Jalal. Syekh Romadhan Al Buthy dalam
sirohnya menyebutkan, dengan petualangan ini menguatkan hati rosul untuk hanya
bergantung pada Alloh yang Maha Agung. Sehingga kepergian para pembela dakwah
tidak melemahkan perjuangannya.
Demikian juga dengan
perintah sholat yang dibawa pulang dr perjalanan malam ini, memiliki kekuata
atsar baik bagi jiwa, jasmani dakwah bahkan lingkungan (baca: H. Komiruddin Lc,
ttg Sholat). Wallohi ’alam. Semoga bermanfaat,
Sumber : Mas TOP
(Muhamamd Taufiq / Wakil Ketua DPD PKS Lampung Selatan)
Posting Komentar