PKS Lampung Selatan




Natar (22/02) Pagi itu seorang wanita datang bertamu ke rumah saya. Dengan di temani istri, saya menyambutnya dengan ramah dan menanyakan maksud kedatangannya. Ternyata dia seorang marketing yang memasarkan suatu produk MLM. Setelah panjang lebar menerangkan keuntungan dan harapan harapan indah jika berinvestasi, saya menolak secara halus. Setahu saya wanita itu sudah sering nelpon menawarkan hal itu. Setelah itupun masih nelpon. Tapi saya katakan, saya tak punya uang untuk itu.

" Masak sih pak enggak punya uang. Mobil bagus, rumah besar dan lain. Mustahil bapak enggak punya uang"
Saya tak berbohong, karena berbohong itu haram. maka kalimat saya saya tambah 'untuk itu'. Untuk yang lain ada tentunya... Alhasil setelah itu tidak perna lagi menghubungi saya sampai sekarang.

Begitu gigihnya orang tersebut ingin merekrut saya. Saya jadi teringat surat An Nuuh yang menceritakan kegigihan dakwah Nabi Nuh As.

Saudaraku,
andai kita memasarkan dakwah ini seperti kita memasarkan produk, maka dalam sekejap dakwah ini akan sampai ke ujung kota dan desa.

Begitu gigihnya kita memasarkan produk,  merekrut orang, mendatangi pelosok desa, mengadakan seminar, membiayai pertemuan, meninggalkan keluarga, membuat kelompok kelompok kecil Untuk berdiskusi bagaimana memasarkan dan merekrut, berpanas panasan dan seluruh usaha kita lakukan agar orang mau membeli produk kita. Itu kita lakukan karena ada harapan. Harapan mendapatkan aliran keuntungan dari orang yang sudah masuk di jaringan kita. Semakin banyak yang kita rekrut semakin banyak untung yang kita dapat.

Dakwah ini memberikan harapan yang indah. Seseorang mendapat hidayah karena kita, itu lebih baik dari dunia dan seisinya. "Sebaik baiknya kamu adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya". Saya yakin semua kita bisa mengajarkan AlQuran baik yang diajar itu orang tua, remaja atau anak ana sesuai dengan segmennya.

Diantara kita, ada yang mengeluti bisnis yang menjanjikan bonus dan keuntungan yang menggiurkan. Yang berhasil adalah mereka yang fokus, bersungguh sungguh dan meninggalkan pekerjaan selain bisnis itu.

Nah, kalau sikap kita terhadap dakwah ini seperti sikap kita terhadap bisnis yang kita geluti, maka cahaya yang redup ini akan kembali bersinar menerangi sekitarnya. Hidup akan indah kalau bersama dakwah.

Sumber : Ust Komiruddin Imron

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama