PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) telah selesai menggelar Musyawarah
Nasional (Munas) ke-4 pada 14—15 September 2015 dengan mengangkat tema
“Berkhidmat untuk Rakyat”. Tema tersebut mengandung filosofi spirit dan
bagian yang tidak terpisahkan dari PKS untuk selalu memberikan pelayanan
terbaik kepada masyarakat.
Mengapa yang PKS tonjolkan ini berkhidmat? Sebab, kami ingin
memberikan pelayanan yang tulus supaya keberadaan PKS dapat dirasakan
rakyat. Semangat melayani memang sudah mendarah daging di dalam tubuh
PKS dan kader-kadernya. Tagline ini tidak menghilangkan jargon-jargon
PKS sebelumnya. Berkhidmat untuk rakyat berbasiskan jargon PKS bersih,
peduli, profesional, cinta, kerja, dan harmoni. PKS akan fokus bekerja
untuk rakyat. PKS akan membuktikan kepada rakyat bahwa mereka tidak
salah memilih PKS.
Sebelum munas, PKS terlebih dahulu menggelar musyawarah Majelis Syura
dan memilih pemimpin PKS yang baru. Ketua Majelis Syura diemban oleh
Salim Segaf Al-Jufri dan Wakil Ketua Majelis Syura oleh Hidayat Nur
Wahid. Sementara presiden PKS dijabat Muhammad Sohibul Iman dan
Sekretaris Jendral Taufik Ridlo. Sebuah proses sirkulasi elite partai
yang berlangsung secara damai dan melalui mekanisme demokrasi substantif
yang mengagumkan. Hampir tidak ada hiruk pikuk kontestasi perebutan
elite di tubuh partai ini. Inilah PKS.
Saya dan mungkin sebagian publik menilai secara kualifikasi
kepemimpinan baru PKS akan mampu membantu mengatasi problem yang dialami
umat dan negeri ini. Sebab, Ketua Majelis Syura Salim Segaf Al-Jufri
tidak hanya seorang yang ahli di bidang syariah Islam, tetapi juga
memiliki pengalaman di birokrasi. Beliau pernah menjadi Duta Besar
Indonesia di Arab Saudi dan Menteri Sosial pada masa pemerintahan SBY.
Sementara Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman adalah ilmuwan yang kaya
perspektif sekaligus sosok yang juga memiliki pengalaman birokrasi
ketika di Bakorsurtanal, menjadi rektor dan pernah menjadi wakil ketua
DPR. Salim Segaf dan Sohibul Iman adalah dua sosok penting yang
dipercaya dapat mengatasi soal ini.
Musyawarah Majelis Syura dan munas sudah selesai digelar, kini
giliran PKS Lampung pada 3—4 September 2015 menggelar Musyawarah Wilayah
(Muswil). Muswil menandai berakhirnya kepengurusan PKS Lampung periode
2010—2015. Saya menulis ini sebab kepengurusan saya segera berakhir dan
PKS Lampung segera memilih kepengurusan baru periode 2015—2020.
Dalam perjalanananya, PKS cukup diterima oleh masyarakat Lampung. Hal
itu terlihat dari perolehan jumlah kursi dan jumlah suara. Pada pemilu
2014 suara PKS Lampung untuk DPRD provinsi naik 22,6%, dari sebelumnya
302.835 suara menjadi 391.266 suara. Dengan peningkatan tersebut, PKS
bertambah kursi di DPRD Lampung, dari tujuh pada Pemilu 2009 menjadi
delapan kursi dan mendudukkan kadernya sebagai pimpinan dewan.
Sementara untuk tingkat DPRD kabupaten/ kota se-Lampung, PKS juga
mengalami peningkatan suara 14,95%. Dari sebelumnya 260.895 di Pemilu
2009, meningkat menjadi 306.776 suara sehingga PKS menambah jumlah
kursi, dari 47 pada pemilu sebelumnya, naik menjadi 51 kursi. Jika di
total jumlah kursi dari tingkat provinsi sampai kabupaten/ kota
se-Lampung PKS memiliki anggota DPRD sebanyak 59 orang. Belum ditambah
dengan dua kursi DPR dari DP Lampung I dan II.
Selain itu, PKS juga berhasil mengantarkan M Ridho Ficardo-Bachtiar
Basri menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, ditambah lagi PKS
juga menngantarkan sejumlah orang menjadi bupati/ wali kota di Lampung.
PKS juga tetap meminta kepada gubernur dan kepala daerah yang dulu
didukung PKS untuk menjalankan tugasnya sebaik-baiknya, berkomitmen pada
rakyat. PKS akan tetap kritis di pemerintahan.
PKS Lampung sebagai partai kader, kepemimpinan berdasar pola
kaderisasi yang terstandar akan terus berupaya membawa daerah dan bangsa
ini maju dan berkembang, menjaga persatuan dan kesatuan umat dalam
bingkai NKRI. Semua kader siap ditempatkan di mana saja, siap bekerja
sama dengan siapa pun untuk bersama-sama membangun Lampung dan Indonesia
yang lebih baik. Ukhuwah islamiah dan dan wathoniyah sangat penting
untuk bersama-sama membangun umat dan bangsa ini.
Dalam agenda Muswil PKS Lampung, tidak terlalu sulit untuk mencari
pengganti karena partai ini punya banyak stok kader yang berkualitas dan
layak ditempatkan sebagai ketua. Ada Johan Sulaiman, Hantoni Hasan,
Mufti Salim, Ade Utami Ibnu, dan tokoh-tokoh internal lainnya. Mereka
saya pandang layak dan mumpuni untuk menjadi ketua.
Saya berharap kepengurusan PKS Lampung lima tahun ke depan lebih
solid, lebih taqorrub ilallah, lebih membumi, lebih mampu mendayagunakan
seluruh potensi kader yang ada sehingga makin menguatkan pesan
berkhidmat untuk rakyat. Akhirnya, rakyat Lampung makin mendapatkan
manfaat dari keberadaan PKS.
Terakhir, terima kasih kepada seluruh masyarakat Lampung, kader, dan
simpatisan PKS, tidak lupa kepada pengurus PKS Lampung dan pimpinan DPD
PKS se-Lampung yang telah bersama-sama selama lima tahun, saya cinta dan
bangga kepada antum semua. Mohon maaf jika banyak hal yang masih belum
tertunaikan.
Dimuat di Lampung post.co , Kamis 1 Oktober 2015
Posting Komentar