PKS Lampung Selatan

Jadwal padat rupanya tidak menghalangi Anis Matta untuk bercengkrama bersama keluarga. Di tengah kesibukannya sebagai presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis masih menemani anak-anaknya mengisi liburan. Kamis (26/12), Anis menonton film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck bersama tiga putranya, yaitu Ajem, Ayman, dan Oid.

Masa remaja merupakan transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Ini masa saat seseorang mulai belajar mencari jati diri. Saat seperti ini, penting bagi orang tua untuk mendampingi anak-anaknya.

“Kuncinya ada pada kemauan untuk meluangkan waktu. Kalau tidak menyengajakan diri meluangkan waktu, tidak akan sempat. Mereka ini sedang galau, ya, kita temanilah,” kata Anis, sambil tersenyum meledek Ajem.

Anis yang pada awal masa reformasi rajin menulis Kolom Ayah di Majalah UMMI – yang kemudian terbit sebagai buku Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga, mengaku tidak pernah merasa sempurna sebagai seorang ayah.

“Tidak, saya tidak pernah merasa sempurna. Tapi saya percaya pada proses menuju ke sana. Itulah yang saya lakukan. Saya berusaha bergerak secara konstan menuju titik kesempurnaan itu,” jelas ayah 10 orang anak ini.

Menurut Anis, peran sebagai ayah merupakan amanah besar, sekaligus karunia besar. Banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat seseorang layak menjalani peran itu. Tapi juga akan banyak kesenangan-kesenangan yang menghampiri ketika menjalani peran itu dengan baik.

“Peran sebagai ayah membuat seseorang belajar tentang makna pertanggungjawaban yang hakiki. Peran ini juga akan menyuguhkan melodi paling harmoni bagi orang yang menjalani peran tersebut. Peran ini memberi kita begitu banyak hal. Lalu segala sesuatu yang kita dapatkan itu membuat kita sanggup memberi lebih banyak lagi. Ini seperti rantai kebaikan yang tak pernah putus,” pungkas Anis. (DLS/MFS)

*http://www.anismatta.net/2013/12/31/melodi-paling-harmoni-itu-bernama-ayah/

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama