Semua gratis, termasuk kuliah, uang saku, akomodasi hingga kesehatan.JAKARTA - Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam, mengajak warga negara Indonesia (WNI) untuk menuntut ilmu ke negerinya. Pemerintah Turki setiap tahunnya memberikan kesempatan kepada lebih dari 100 siswa asal Indonesia untuk kuliah di Turki melalui program beasiswa.
Beasiswa ini mencakup semua biaya, termasuk kuliah, uang saku bulanan,
akomodasi, hingga tunjangan kesehatan. Demikian kata Zekeriya, ketika
ditemui VIVAnews pada Selasa malam (29/10) di Ballroom Hotel Shangri-La
dalam perayaan hari jadi ke-90 Turki.
"Kami memberikan lebih dari 100 beasiswa bagi WNI supaya mereka bisa
belajar di Turki. Beasiswa ini tersedia untuk berbagai jenjang
pendidikan, yakni sarjana dan pasca sarjana," kata dia.
Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per
bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk
program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000
lira Turki atau Rp5,5 juta.
Sementara itu, untuk biaya akomodasi, setiap mahasiswa dapat tinggal di
asrama yang disediakan oleh kampus mereka secara gratis. Namun, apabila
mereka ingin tinggal di luar asrama, biaya itu harus ditanggung pribadi.
Ditanya VIVAnews soal perlunya penguasaan Bahasa Turki untuk meraih
beasiswa itu, Zekeriya, menyebut hal itu tidak perlu. "Bahasa Turki akan
Anda pelajari selama setahun nanti di sana, usai dinyatakan lolos,"
kata Akçam.
Tenggat waktu untuk pengajuan beasiswa pada tahun selanjutnya, menurut
Zekeriya, ada pada bulan Maret dan Mei 2014. Dia menjamin, semua pelajar
asing yang berkuliah di Turki akan merasa aman.
Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena
menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu
yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.
"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua
warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya
bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba
para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain,"
paparnya.
Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman.
Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia
mengaku masih sangat sedikit.
"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia
memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab
sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda
Turki belajar di sini masih sedikit.
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang
pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang
akan terus meningkat," kata Akçam. (art/vivanews)
Posting Komentar