PKS Lampung Selatan



Jangan Tertunduk, Kader PKS!


Tengku Bintang

Kepada saudara-saudaraku se-bangsa dan se-tanahair, yang membenci PKS atau yang bersimpati, kader partai atau bukan kader partai, sudah sepatutnya mempertimbangkan nasehat ini jika ingin bergabung dengan PKS. “Jika Anda takut cobaan, menghamba pada jabatan dan godaan duniawi, sebaiknya menjauhi partai ini. Sebab partai ini bukanlah tempat untuk bermegah-megah. PKS adalah partai yang sarat penderitaan, penuh dengan keterbatasan, selalu dihujani caci-maki,  karena cita-cita partai ini nyaris mustahil diwujudkan, yaitu masyarakat madani yang dibangun berdasarkan ukhuwah, Jujur dan Bersih!

Soal persidangan LHI dan AF yang membawa-bawa nama PKS, sejak awal telah ditetapkan bahwa itu urusan mereka. Urusan partai adalah urusan partai, urusan pribadi adalah urusan pribadi. Kader-kader PKS di pedesaan di Seluruh Indonesia menjalankan kegiatannya dengan sumbangan kerelaan anggota-anggotanya. Tidak ada hubungannya dengan dana suap impor sapi maupun sumbangan dari AF.

Memang ada saja dermawan yang memberikan bantuan, baik berupa materi atau non-materi, entah bermaksud baik atau menjebak. Bagaimana pula caranya menolak sedekah jika sedekah itu adalah tumpangan mobil atau sekedar doa-doa? Tetapi sebenarnya tanpa dibantu pun para kader tetap dapat menjalankan kegiatan. Untuk apa pula biaya besar kalau yang hendak dikerjakan hanyalah membersihkan hati, menjalin persaudaraan, berdoa bersama. Apalagi kegiatannya adalah dakwah, yang diperlukan hanyalah banyak telinga yang mendengarkan!

Jadi, adalah baik bagi para Kader PKS untuk mengikuti persidangan Tipikor atas LHI dan AF tanpa perlu merasa terhina atau terlibat di dalamnya. Setiap manusia memiliki kecenderungan berbuat khilah, karena khilaf adalah fitrahnya manusia. Memang persidangan masih panjang, masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan apa pun. Namun penting untuk memetik pelajaran berharga. Bahwa menegakkan Jujur dan Bersih itu tidak mudah. Menjadi contoh itu tidak gampang. Kalau membangun peradaban madani itu gampang, sudah sejak dahulu bangsa ini bangkit dengan segala kebesarannya.

Sayang sekali saya bukan Kader PKS, melainkan kader partai lain di sebelahnya, dimana saya menjadi tokohnya. Brengsek sekali, saya menjadi tokoh buntut partai itu karena terhutang budi, kekekek…. Entah mengapa dahulu saya mau-maunya ikut bersumpah saat Pilkada!

Yang menjadi kader PKS itu adalah ‘Si Doí’-ku, perempuan cerewet yang gemar pengajian itu. Apa boleh buat, serumah dua partai, kanan-kiri oke, punya kaos berwarna-warni.

Selamat berjuang untuk Kader PKS. Doa-ku untukmu selalu!


*http://politik.kompasiana.com/2013/05/18/jangan-tertunduk-kader-pks-561202.html

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama