PKS Lampung Selatan
Prof. Dr. Safi’i Antonio (Nio Guan Chung) dalam bukunya "Muhammad Saw, The Super Leader Super Manager ", menyimpulkan bahwa Rosululloh adalah seorang pengusaha yang kaya raya namun gaya hidupnya sangat bersahaja.

Pandangan ini tidak berlebihan. Jika kita telusuri riwayat  hidup Rosululloh SAW, perlakuan yang diterima sejak bayi hingga dewasa memungkinkan berkembangnya secara sempurna fisik, kepribadian dan kemampuan berwirausahanya.

Sejak belia ASI diterimanya secara penuh dari ibunda Aminah, Tsuaibah ( budak abu lahab) hingga ibu susunya Halimah. Dilanjutkan dengan mengkonsumsi susu terbaik yaitu susu kambing dan susu unta milik Halimah, dengan makanan organik, udara yang bersih akhlaq yang baik dan bahasa yang santun dipedesaan Sa’diyah. Sehingga kecerdasanya nampak menonjol dibandingkan anak sebayanya kala itu.

Ibu susunya pernah bertutur bahwa pada usia 9 bulan Muhammad sudah pandai berbicara. Pada usia 2 th tubuhnya menyamai anak usia 4 th. Akhlaqnyapun baik, Ia menerima jika diberi makanan dan tidak pernah minta makan meskipun lapar, karena khawatir memberatkan ibu asuhnya.

Meskipun yatim piatu, namun beliau berdarah biru. Secara genetis dibesarkan di keluarga yang terhormat dan mulia. Sejak kakek moyangnya - Nabi Ibrahim - nasabnya terjaga. Baik dari ibu Aminah maupun bapak Abdulloh, keduanya adalah keturunan Ismail As, garis keturunanya bertemu pada kakek ke 5, yaitu Qusay bin Kilab.

Sejak usia 7 th, Muhammad kecil sudah akrab dengan lingkungan kepemimpinan dan perniagaan. Dibawah asuhan kakeknya Abdul Mutholib  adalah pimpinan bani Hasyim yang berkuasa penuh terhadap pengelolaan ka’bah dan jamaah haji. Kecakapannya dalam memimpin terbukti saat menyelamatkan kaumnya dari serbuan Raja Abrahah, sehingga ia di juluki Musa II. Selain itu beliau juga menguasai tiga pasar besar disekitar Mekah, seperti pasar Ukaz, Mujanna dan Dzul majaz.

Tidak hanya sampai disitu, dibawah asuhan pamanya abu Tholib sebagai pewaris kepemimpinan bani hasyim. Pada usia 17 tahun Muhammad muda sudah ikut dalam kafilah dagang menuju Syam, dengan jarak 1000 km dari mekah dengan waktu tempuh satu bulan. Syam adalah pasar internasional yang sudah berusia 800 th, dan berada di jalur sutra. Seluruh saudagar kelas dunia bertemu disana,  dari asia seperti Cina, India, Iran, Iraq, Syiria, Gaza, Mesir, Turki hingga tepi laut mati dan laut mediterania seperti Italia (eropa). Sungguh pengalaman bisnis yang luar biasa.

Maka pada usia 24 th, Muhammad sudah secara mandiri mengelola perusahaan eksport import, yang mampu menjelajahi pasar hingga Bahrain (Imam Ahmad). Tak heran jika kemudian Khodijah (afifah thohiroh) - wanita terkaya di mekah- menaruh minat untuk berinfestasi, menyertakan modalnya dalam Muhammad corporation ini.

Muhammad menjadi pemuda yang "tampan dan tajir", hal ini terlihat saat meminang khodijah, beliau mempersembahkan mahar sebanyak 20 ekor unta terbaik ( setara dg 500 juta rupiah). Demikian juga kepada istri-istri beliau yang lain.

Atas ijin Alloh swt, dengan lingkungan fisik dan psikis yang kondusip, melahirkan pribadi yang matang pada diri beliau. Gelar Al Amin yang disematkan padanya bukan hanya karna sifat jujurnya saja, tapi lebih sebagai profil Multi Talenta (segala urusan yang diserahkan padanya berhasil ditangani dengan sempurna). Mulai dari keberhasilanya mengembala kambing, berniaga, mengembangkan modal kadijah, hingga menyelesaikan konflik sosial di lingkungannya -peristiwa hajar aswad - .

Mendekati usia 40 tahun rosululloh sudah menikmati pasif income. Beliau menghabiskan waktu dan hartanya untuk berkhidmat pada umat. Memikirkan nasib umatnya hingga beruzlah ke gua hiro.

Sampai Risalah datang kepadanya, untuk misi inilah hartanya di di gunakan. Sampai pemboikotan pada tahun ke 7-10 kenabian yang menguras banyak aset beliau dan para sahabat. Dan puncaknya seluruh kekayaannya ditinggalkan dimekah saat hijrah ke Yasrib. Wallohu ’alam.


Sumber : Mas TOP / Muhammad Taufiq ( Wakil Ketua DPD PKS Lampung Selatan)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama