PKS Lampung Selatan



Amrullah Aviv

Sebagai sebuah partai yang memiliki daya tahan “Survive” yang  kuat dalam mengarungi  badai politik, PKS sangat diuntungkan dengan soliditas dan kinerja kader yang luar biasa. Sehingga sangat sulit dibayangkan dengan apa yang terjadi dalam Badai Politik PKS (baca “konspirasi” meminjam diksi kata yang dipakai oleh Presiden PKS Anis Matta) namun dalam selang waktu yang singkat PKS juga dapat memenangkan dua Pilkada secara berturur-turut (Jawa Barat dan Sumatera Utara), hal ini akan sangat mustihal terjadi kalau “Badai Politik” ini terjadi pada partai selain PKS –ini amatan saya. Intinya Soliditas dan Kinerja Kader menjadi point penting untuk PKS.

Di tengah gemuruh kemenangan ini, maka paling tidak ada 3 (Tiga) hal yag harus diwaspadai oleh kader PKS (“Tiga Hal juga selaras dengan target PKS menuju Tiga Besar dan juga mendapatkan nomor urut 3 Peserta Pemilu 2014”) . Tiga hal inilah yang saya maksudkan dengan Ancaman buat PKS.

Pertama: Rasa Puas. Dua kemenangan setelah kena pukulan telak, tentunya sesuatu yang sangat menggembirakan. (Ibarat petinju yang kena over cut secara telak namun dapat melakukan counter attack secara cepat, tentu luar biasa) Namun satu hal yang perlu disadari bahwa ini masih jauh dari sebuah kemenangan yang sesunguhnya, masih banyak  PR yang tersisa, masih banyak masalah yang harus diselesaikan, masih banyak pilkada yang belum dilaksanakan, masih ada Pemilu 2014 di depan mata. Sehingga seharusnya tidak ada Rasa Puas dalam kerja perjuangan. Kerja Keras  harus diikuti lagi dengan Kerja Keras yang lain, dan begitupula seterusnya, sehingga biarlah kerja itu yang menjadi bukti, bukan kata-kata apalagi melahirkan sebuah rasa puas. Saya rasa ini menjadi ancaman ketika rasa puas itu menghentikan atau memperlambat kerja mesin yang sudah melaju.

Kedua: Sombong. Pekikan Takbir yang selalu diteriakkan kader PKS dimaksudkan untuk menghilangkan rasa ini (sombong), secara hakikat tidak ada yang dapat kita banggakan, entah itu kemenangan apalagi kekalahan. Kemenangan yang ada adalah amanah Tuhan, tak boleh berbusung dada, apalagi menghinakan yang kalah, sudahlah biarlah semuanya berakhir dalam sebuah rasa syukur dan ketundukan. Sebagaimana Rasul ketika menaklukkan Mekkah, kota dimana penduduknya menghina dan mengusir beliau, namun beliau masuk ke kota itu dengan bersahaja. Jangan Sombong.

Ketiga: Badai Sudah Berakhir.   Badai ini belum berakhir, masih banyak riak-riaknya masih jauh. Badai ini masih panjang, entah besok, entah lusa, entah tahun depan, atau malah lima tahun lagi. Badai-badai yang lain akan tetap ada, karena itu sebuah kepastian. Kondisi hari-hari, minggu-minggu dan bulan-bulan dalam badai ini tentu seharusnya menjadi kenangan luar biasa bagi kader yang ikut meresapinya. Sangat beuntung kader yang kokoh dalam badai ini, sehingga ia semakin  kokoh dalam badai selanjutnya. Jangan pernah berpikir Badai Sudah Berakhir. []

*http://politik.kompasiana.com/2013/03/08/ini-ancaman-buat-pks-540168.html

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama